TEMPO.CO, Jakarta – Cina pada hari Rabu, 15 Mei 2024, mendesak pemimpin baru Taiwan William Lai Ching-te, yang akan dilantik minggu depan, akan memilih antara damai atau perang, lapor media pemerintah.
“Ini adalah perdamaian, bukan perang; perkembangan, bukan kemunduran; interaksi, bukan pemisahan; dan kerja sama, bukan konfrontasi, mewakili sentimen rakyat Taiwan,” kata Chen Binhua, juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Dewan Negara Tiongkok.
Ia mengomentari kemungkinan pidato pelantikan Lai pada Senin, 20 Mei 2024.
Binhua mengatakan Lai “harus memutuskan apakah akan mengindahkan keinginan rakyat dan melanjutkan jalur pembangunan damai, atau menyimpang dari opini publik”.
Lai, 64 tahun, terpilih pada bulan Januari untuk menggantikan perempuan pertama yang menjadi pemimpin TaiwanTsai Ing-wen.
Tiongkok membenci Partai Progresif Demokratik yang dipimpin Tsai, yang kehilangan mayoritas di dewan legislatif regional karena partai oposisi Kuomintang.
Lai saat ini menjabat sebagai wakil Tsai dan Beijing menyebutnya sebagai “separatis berbahaya” karena kata-kata dan tindakannya yang dianggap sebagai kebijakan anti-Satu Tiongkok.
Periklanan
Tiongkok menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras bahwa pihaknya telah memiliki pemerintahan independen sejak tahun 1949.
Tiongkok menerbangkan 45 pesawat dan mengirim enam kapal angkatan laut mengelilingi Taiwan pada hari Rabu, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan.
Sekitar 26 pesawat melintasi garis median di Selat Taiwan dan memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) di utara dan barat daya nusantara. Namun Beijing tidak mengakui garis tengah atau ADIZ.
Meskipun tidak ada hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, hubungan dengan negara-negara Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, telah membaik dalam beberapa tahun terakhir, sehingga menuai kritik tajam dari Beijing.
ANATOLIA
Pilihan Editor: Biden kalah dari Tiongkok dan menaikkan tarif impor, termasuk mobil listrik
Quoted From Many Source
